The Lonely Shepherd - Gheorghe Zamfir Mp3

Archives

gravatar

Supply And Demand On GBP/USD

Supply And Demand On GBP/USD, dan Teknik Menggeser Stop Loss Berdasarkan SnD Area

...lanjutkan baca...
gravatar

Gold dan Oil, mana yang lebih menguntungkan?

Perkembangan dunia investasi dewasa ini menghasilkan begitu banyak instrumen untuk berinvestasi. Hal ini memberikan investor pilihan investasi dan asset yang tadinya tidak tersedia pada masa lalu. Dari beberapa instrumen ini Gold dan Oil menjadi salah satu pilihan investasi yang bisa ditradingkan secara elektronik.

Gold dan Oil memberikan keuntungan yang luar biasa bagi investor dalam 10 tahun terakhir ini. Harga gold di pasar dunia meningkat dari $300 menjadi sekitar $1500 per ounce tahun ini. Begitu pula dengan Oil yang naik dari $20 menjadi lebih dari $100 per barrel.

Gold sebagai investasi

Investor dan instansi keuangan seperti bank secara historis membeli Gold sebagai alat untuk menghadapi inflasi ataupun devaluasi mata uang yang mungkin terjadi di masa krisis ekonomi seperti sekarang ini (baca selengkapnya di artikel 6 Alasan untuk Trading Gold).

Beberapa dari mereka juga percaya bahwa ada alasan fundamental yang jelas. Gold adalah komoditas yang langka dan kelangkaan suplai gold akan mengakibatkan harga akan terus naik. Jumlah penduduk yang semakin bertambah menimbulkan meningkatnya permintaan akan Gold, terutama di negara-negara berkembang seperti India dan China.

Alasan lain adalah Gold telah menjadi suatu trend berinvestasi yang makin popular. Dengan semakin banyaknya investor yang memilih Gold, hal ini menjadi perhatian media. Akibatnya memacu para investor lain untuk ikut trading Gold, yang mendorong harga Gold untuk terus naik.

Perkembangan teknologi mendorong Gold untuk ditradingkan ke dalam pasar bursa dalam bentuk kontrak futures. Gold yang ditradingkan dikenal sebagai Loco London Gold (LLG) yang diatur oleh London Bullion Market Association (LBMA) dibawah Bank of England. Sebagian besar anggotanya adalah bank-bank internasional dan sejumlah refineri raksasa di dunia.

Pada tahun 1975, perdagangan Gold ini dipindahkan ke New York Merchantile Exchange (NYSE) Amerika sebagai pusat perdagangan komoditas sedunia dengan sistem perdagangan elektronik yang lebih baik. Disini pasar spot Gold dikenal dengan menggunakan kode XAU dan dipatok dalam US dollar.

Oil sebagai Investasi

Fundamental investasi dari Oil adalah terus meningkatnya permintaan energy dari China, India dan negara-negara berkembang lain. Pesatnya kenaikan permintaan ini cukup susah untuk dipenuhi dalam jangka waktu pendek.

Para produsen Oil membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memenuhi permintaan ini. Investasi untuk melakukan pengeboran dan penyulingan Oil membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit.

Beberapa pakar bahkan menyebutkan bahwa ladang Oil dunia telah mencapai puncaknya beberapa tahun yang lalu (baca selengkapnya di artikel 7 Alasan kenapa harga Crude Oil terus naik), dan sekarang terus menurun produksinya. Hal ini terus memacu harga Oil untuk terus naik.

Hampir sama dengan Gold, Oil juga diperdagangkan secara elektronik di pasar spot New York Merchantile Exchange (NYSE) dengan menggunakan standar kode WTI (World Texas Intermediate) Crude Oil dan mempunyai volume transaksi harian lebih dari 14 milyar dollar per harinya

Investasi secara Bijak

Sekarang ini, investor berbondong bondong untuk “memiliki” Gold dan Oil. Perkembangan teknologi dan adanya leverage di dunia investasi menghasilkan kemudahan untuk berinvestasi yang sebelumnya tidak pernah bisa kita miliki.

Namun, faktor spekulasi yang terjadi di pasar bursa membuat harga Gold dan Oil menjadi cukup volatile. Pada akhirnya, hanya Money Management dan kesiapan kapital yang cukup akan sangat membantu kita untuk terjun dalam kedua investasi ini.

http://www.futuresgalleriablog.com/2011/05/11/gold-dan-oil-mana-yang-lebih-menguntungkan/

...lanjutkan baca...
gravatar

Menggunakan harga Gold dunia sebagai indikator forex

Gold dikenal sebagai suatu pilihan investasi yang paling aman. Namun tahukah anda, bahwa fluktuasi harga gold (XAU/USD) di dunia ternyata juga berdampak kuat di dalam forex market.

Setidaknya ada empat mata uang yang berkorelasi dengan perubahan harga gold dunia, keempat mata uang ini adalah AUD, CAD, NZD dan CHF.

Pada empat mata uang diatas, masing-masing mempunyai sebab kenapa pergerakannya sangat dipengaruhi oleh harga gold. Dengan memahami penyebab tersebut, diharapkan kita dapat lebih efektif dalam menentukan rencana trading kita. Mari kita cermati satu persatu dan semoga bisa menjadi tips trading untuk kita.

Apa penyebab dari korelasi ini?

Pair mata uang AUD/USD mempunyai hubungan positif dengan pergerakan harga gold di market. Setiap harga gold naik, pair AUD/USD juga cenderung naik. Penyebab dari korelasi ini adalah, Australia merupakan negara ketiga terbesar yang memproduksi emas. Setiap tahunnya Australia diperkirakan mengekspor emas senilai $5 billion. Untuk itu, setiap harga gold naik, maka para importir gold dari Australia akan “memburu” lebih banyak dollar Australia untuk menutup biaya kenaikan harga gold tersebut.
  
AUD/USD vs Gold 2002 – 2008



Gold dan forex futures galleria

Perekonomian di New Zealand juga sangat mirip dengan Australia. Oleh sebab yang sama, korelasi pair mata uang NZD/USD dengan harga gold juga menjadi positif.

Begitupula yang terjadi pada pair mata uang CAD/USD, Canada adalah negara pengekspor emas nomor 5 terbesar di dunia. Korelasi pair mata CAD/USD dengan harga gold di market juga lebih kuat dibandingkan Australia dan New Zealand.

Yang terakhir dan paling kuat korelasinya adalah Switzerland. Pair CHF/USD mempunyai korelasi sebesar 88% mengikuti harga gold di market. Meski Switzerland bukanlah sebagai eksportir gold di dunia, namun negara ini adalah salah satu dari sedikit negara yang masih menggunakan sistem gold standard terutama di bidang perbankan. Switzerland juga dikenal sebagai “safe-haven currency”, yang artinya bisa diandalkan dalam kondisi perekonomian dunia yang sedang krisis.

Mengaplikasikannya dalam trading

Berdasarkan dari fakta diatas, apabila kita menemukan adanya trend positif di pasar gold trading, mungkin akan lebih bijak jika anda memperhatikan korelasi ini terhadap salah satu mata uang yang telah kita bahas. Bahkan khusus untuk AUD, kita bisa mendapatkan sedikit insentif dengan adanya swap positif di pair mata uang tersebut.

...lanjutkan baca...
gravatar

Oil Trading : 7 Alasan kenapa harga Crude Oil naik terus

Ketika harga oil dunia menembus harga $100 per barrel di pasar oil trading, para analis market mulai memprediksikan kemungkinan harga oil menembus $200 bahkan $300 per barrel. Apa yang bisa kita katakan cuman “tunggu saja”.
Ditahun 1999, harga oil dunia di pasar dunia hanya $13,50 per barrel. Bahkan beberapa media ramai menampilkan prediksi “harga oil bisa mencapai $5 per barrel, konsumen akan menikmati harga-harga yang murah dan masa depan yang lebih baik”.
Namun, harga oil langsung “lepas landas” setelah itu dan tidak pernah kembali …
Oil adalah salah satu komoditas trading paling dicari di dunia selain Gold. Saya yakin kebanyakan dari anda sudah tau kenapa harga oil akan terus naik di masa yang akan datang. Seperti halnya Gold, oil adalah komoditas yang sangat langka. Namun ternyata bukan hanya itu saja faktor yang mendukung terus naiknya harga oil.

http://www.futuresgalleriablog.com/2011/04/20/oil-trading-7-alasan-kenapa-harga-crude-oil-terus-naik/

1. Peak Oil

Lonjakan harga oil dunia didukung oleh suatu teori popular yang disebut dengan teori “Peak Oil”. Teori ini secara garis besar menyebutkan bahwa produksi oil dunia akan terus meningkat dan mencapai puncak, lalu akan turun sesuai kecepatan peningkatan produksi sebelumnya.
Ladang minyak terbesar di Saudi Arabia sudah menampakkan produksi yang menurun, begitu pula ladang minyak kedua di Cantarell, Mexico.

2. Geopolitik

Ketidakstabilan kondisi di Timur Tengah yang terjadi di Libya, Mesir, Algeria, Yaman, Jordania dan Bahrain akhir-akhir ini mendukung melonjaknya harga oil dunia saat ini. Negara Timur Tengah dikenal sebagai pemasok oil di dunia, ketidakstabilan di area tersebut dikhawatirkan akan mengakibatkan kelangkaan suplai oil di pasar dunia.
oil trading

3. Spekulasi

Oil sebagai komoditas juga menjadi incaran para trader di pasar trading. Di bursa trading, oil dikenal dengan nama / simbol Crude Oil WTI dan diperdagangkan melalui kontrak (futures). Aktivitas Oil trading ini sangat ramai di bursa Wall Street. Para trader melakukan spekulasi untuk mendapatkan keuntungan dari volatilitas / fluktuasi harga kontrak oil trading yang terjadi di bursa.

4. Industrialisasi

China dan India adalah negara yang ekonominya maju secara cepat. Kedua negara tersebut sangat membutuhkan oil sebagai “bahan bakar” bagi berjalannya industrialisasi di negara mereka.
China telah mengalahkan Amerika Serikat sebagai negara terbesar pengkonsumsi sumber daya energi di dunia. Badan energi internasional menyatakan China mengkonsumsi 2,5 trilyun ton oil tahun 2010 lalu.

5. Populasi penduduk dunia

Mesir adalah salah satu contoh dari negara di dunia yang mengalami ledakan penduduk. Para pejabat di Mesir mungkin saja berpikir bahwa lebih mudah untuk menggulingkan kekuasaan diktator di Mesir daripada memberi makan rakyat Mesir.
Populasi di Mesir telah meningkat sebesar 3 kali lipat dalam kurun waktu 50 tahun terakhir. Hal ini membutuhkan suplai makanan yang sangat besar, dan untuk itu membutuhkan oil sebagai sumber energi mesin-mesin yang memproduksi / mengolah makanan.

6. Cuaca

Harga oil dunia cenderung naik ketika memasuki musim dingin. Penduduk di negara-negara Eropa dan Amerika membutuhkan sumber energi untuk menghidupkan mesin-mesin pemanas mereka ketika musim dingin tiba.

7. Belum tersedianya sumber energi pengganti Oil

Oil masih menjadi sumber energi utama yang dipakai di seluruh dunia. Meski beberapa negara sudah mengembangkan beberapa alternatif sumber energi, namun belum menunjukkan hasil yang signifikan.
Energi nuklir sebenarnya adalah yang paling potensial untuk menggantikan oil, namun persoalan ekosistem masih menjadi hambatan berat, apalagi setelah terjadinya tragedi reaktor Chernobyl dan Fukushima.
Krisis oil dimasa yang akan datang tidak bisa dihindari, dan negara-negara di dunia mulai berlomba untuk terus mencari energi alternatif.
Kecerdikan akal manusia tidak bisa diremehkan. Ketika saatnya tiba, dengan segala insentif yang diberikan untuk menciptakan sumber energi baru, saya percaya kita tidak akan kembali ke masa manusia bertransportasi menggunakan kuda.

...lanjutkan baca...
gravatar

6 Alasan untuk Trading Gold

Memang kita semua tau bahwa gold (dikenal dengan simbol XAU/USD) adalah logam berharga. Namun bukan itu saja mengapa gold menjadi logam mulia yang banyak dicari oleh semua orang di muka bumi, tidak terkecuali para investor.

Alasan untuk trading gold

Inflasi
Emas dikenal sebagai alat yang cukup baik untuk melawan inflasi, karena harga emas cenderung meningkat ketika kebutuhan / biaya hidup meningkat. Analoginya simpelnya kira-kira begini, lima tahun yang lalu anda bisa membeli roti dengan harga 1000, namun sekarang anda membutuhkan uang 3000 untuk membeli roti. Sedangkan apabila anda menggunakan emas/gold, 5 tahun yang lalu anda membutuhkan 1 gram, sekarangpun anda tetap membutuhkan 1 gram emas untuk membeli roti.
Deflasi
Deflasi biasanya menyebabkan keadaan depresi, yaitu suatu periode dimana aktifitas bisnis menurun dan keadaan ekonomi terjerat hutang yang sangat besar (seperti yang mengancam Amerika Serikat sekarang ini). Pada saat seperti ini, nilai emas lebih kuat dibanding harga-harga barang lain yang menurun tajam.
Geopolitik dan ketidakpastian
Ketika terjadi suatu krisis ekonomi dan ketegangan di suatu daerah, harga gold lebih stabil dibandingkan uang dan barang yang lain. Bahkan terkadang menjadi yang terkuat di bandingkan investasi yang lain ketika terjadi ketegangan Iran dan Irak di tahun 2007 – 2008. Para eksportir juga menggunakan gold sebagai alat hedging.
Gold versus Global Currencies 2010
Gold versus Global Currencies 2010
Supply yang terbatas
Gold adalah mineral yang langka, jumlahnya pun sedikit. Meski gold tidak dapat habis seperti minyak, tapi peredaran gold biasanya diatur ketat oleh Bank Central masing-masing negara.
Permintaan yang meningkat
Meningkatnya perekonomian di negara-negara berkembang menyebabkan naiknya permintaan emas. Di berbagai negara berkembang, emas identik dengan suatu kultur budaya. India adalah salah satu pengkonsumsi emas terbesar di seluruh dunia. Ketika bulan Oktober tiba, biasanya banyak orang India yang menikah, dan mereka menggunakan banyak perhiasan untuk perayaan tersebut.
Permintaan akan gold juga meningkat dikalangan investor. Disamping untuk alat investasi, gold juga dibutuhkan sebagai bahan baku di beberapa industri konduktor.
Diversifikasi portfolio / asset
Kunci dari diversifikasi adalah mencari investasi yang tidak terlalu dekat berhubungan antara satu dan yang lainnya. Dari sejarahnya, emas dipercaya mempunyai hubungan negatif dengan saham dan instrumen finansial yang lain. Pada dekade 80 dan 90an, adalah moment yang bagus untuk membeli saham, bukan gold. Namun pada tahun 2008 kemarin, adalah saat yang baik untuk gold, sedangkan saham jatuh.

Dari point-point diatas, maka tentunya kita bisa mengambil kesimpulan kapan waktu yang tepat untuk trading gold (XAU/USD) agar profitnya maksimal. Saat krisis global seperti ini, gold trading menjadi primadona di kalangan para trader.
Banyak orang bilang “Belilah emas, kamu ga akan rugi”. Namun dalam trading, kita tetap memerlukan strategi dan timing yang tepat kapan kita akan buy / sell XAU/USD.

Apakah benar jika trading gold, maka kita tidak akan merugi?
Bagaimana pengalaman anda? 


http://www.futuresgalleriablog.com/2010/11/03/6-alasan-untuk-trading-gold/

...lanjutkan baca...
gravatar

Supply and Demand On GBP/USD

Hal medasar yang banyak dilupakan orang yang terjun dalam bisinis Forex, yakni sistem trading berdasarkan hukum permintaan dan penawaran (supply and demand)

...lanjutkan baca...
gravatar

Trading the News: Bank of England Quarterly Inflation Report


What’s Expected:
Time of release: 05/11/20119:30 GMT, 5:30 EDT
Primary Pair Impact: GBPUSD
Expected: --
Previous: --
DailyFX Forecast:--
 
Why Is This Event Important:
The Bank of England is likely to retain a neutral tone in its quarterly inflation report as the recovery in the U.K. cools, and the central bank may see scope to maintain its current policy throughout most of 2011 as the economic outlook remains clouded with high uncertainty. In turn, BoE Governor Mervyn King may continue to talk down speculation for higher borrowing costs in the isle-nation, and the British Pound may continue to threaten the upward trend from earlier this year as interest rate expectations falter. However, as the region skirts a double-dip recession, the central bank may raise its outlook for growth and inflation, and Governor King may show an increased willingness to gradually normalize monetary policy later this year in order to balance the risks for the region.
 
Recent Economic Developments
The Upside
Release
Expected
Actual
Producer Price Index - Output (YoY) (APR)
5.1%
5.3%
GDP (QoQ) (1Q A)
0.5%
0.5%
Nationwide Consumer Confidence (MAR)
40
44
The Downside
Release
Expected
Actual
PMI Services (APR)
56.0
54.3
Mortgage Approvals (MAR)
48.0K
47.6K
PMI Manufacturing (APR)
57.0
54.6
 
The economic rebound in the first-quarter could lead the BoE to raise its fundamental assessment for the region, and the central bank may adopt a hawkish tone for future policy as the MPC aims to curb the risk for second rebound effects. However, as manufacturing and service-based activity cools, Governor King may continue to highlight the ongoing weakness in the real economy, and the central bank head may explicit show an increased willingness to maintain the expansion in monetary policy for most of the year as the MPC aims to encourage a sustainable recovery. In turn, the sharp pullback from the yearly high (1.6745) may gather pace going into the end of the week, and the GBP/USD may ultimately break out of the upward from earlier this year as interest rate expectations falter.
 
Potential Price Targets For The Release
GBPUSD_Trading_the_Bank_of_England_Quarterly_Inflation_Report_body_ScreenShot022.png, GBP/USD: Trading the Bank of England Quarterly Inflation Report
 
How To Trade This Event Risk
Trading the BoE quarterly inflation report is certainly not as clear cut as some of our previous trades, but the fresh batch of commentary from the central bank could set the stage for a long British Pound trade as investors speculate the MPC to gradually normalize monetary policy later this year. Therefore, if the BoE raises its outlook for growth and inflation, we will need to see a green, five-minute candle following the press conference to establish a buy entry on two-lots of GBP/USD. Once these conditions are met, we will set the initial stop at the nearby swing low or a reasonable distance from the entry, and this risk will generate our first target. The second objective will be based on discretion, and we will move the stop on the second lot to cost once the first trade reaches its mark in an effort to lock-in our profits. 
 
On the other hand, the BoE may turn increasingly dovish given the uncertainties clouding the fundamental outlook, and Governor King may continue to endorse a wait-and-see approach for 2011 as growth and inflation in the U.K. cool. As a result, if the central bank tries to squash bets for a rate hike this year, we will implement the same strategy for a short pound-dollar trade as the long position mentioned above, just in reverse.
 
Impact that the Bank of England Quarterly Inflation report has had on GBP during the last release
Period
Data Released
Estimate
Actual
Pips Change
(1 Hour post event )
Pips Change
(End of Day post event)
Feb2011
02/16/2011 10:30 GMT
--
--
-83
-51
February 2011 Bank of England Quarterly Inflation Report
Bank of England Governor Mervyn King held a dovish outlook for monetary policy while delivering the central bank’s quarterly inflation report and said that “it may be many quarters” before the MPC decides to move the interest rate even as the central bank forecasts price growth to hold above the 2 percent target until the middle of 2012. The BoE sees inflation peaking around 4.4% this year, but sees a risk to undershoot the target as the projections were based on a the interest rate rising to 1 percent by the end of 2011. At the same time, the central bank noted that “there remains a wider range of views than usual” amongst the MPC members, and said that there is a “high degree of uncertainty” clouding the economic outlook following the unexpected contraction in the fourth-quarter. Indeed, the dovish comments from Governor King sparked a bearish reaction in the British Pound, with the GBP/USD slipped to a low of 1.5986 during the North American trade, but the sterling recouped the losses ahead of the close as the exchange rate settled at 1.6090.
GBPUSD_Trading_the_Bank_of_England_Quarterly_Inflation_Report_body_ScreenShot021.png, GBP/USD: Trading the Bank of England Quarterly Inflation Report

...lanjutkan baca...
gravatar

European Sentix Investor Confidence Fell for Second Month in May

(bloomberg) European investor confidence declined for a second month in May after surging oil prices and the sovereign debt crisis clouded the economic outlook, the Sentix research institute said.

An index measuring sentiment in the 17-nation euro region fell to 10.9 from 14.2 in April, Limburg, Germany-based Sentix said in an e-mailed statement today. A gauge of current business conditions slipped to 23.75 from 25.5, while an indicator measuring expectations declined to minus 1.25 from 3.5.

Investor expectations “have passed the high point,” Sentix said in the statement. “The lasting discussion about the solvency of some euro member states is weighing on sentiment as well as soaring commodity prices -- in particular for crude oil.”

 http://www.bloomberg.com/news/2011-05-09/european-sentix-investor-confidence-fell-for-second-month-in-may.html

...lanjutkan baca...
gravatar

Commodities fund loses $400 mln in oil slide

NEW YORK (Reuters) - Clive Capital, the world's largest commodity hedge fund, lost more than $400 million due to the collapse of the price of oil last week, according to the Financial Times on Sunday.


The London-based fund, which manages an estimated $5 billion of client money, is the largest of several hedge funds believed to be impacted by the unexpected sell-off, the newspaper said.


Clive said it was down 8.9 percent on the week after what it called "extraordinary" price movements on Thursday, according to a letter sent to investors on Friday and seen by the Financial Times.


Thursday's sell-off was started by retail and non-traditional investors taking profits, a move which triggered automatic selling from quantitative funds, according to the newspaper.


Clive is now slightly down on the year, after strong performance over the first four months to April.

Benchmark Brent crude oil saw its lows reach $105.15 a barrel on Friday, dropping more than $16 in two days. (Reporting by Nadia Damouni in New York; editing by Gunna Dickson)

http://af.reuters.com/article/metalsNews/idAFN0813509820110508

...lanjutkan baca...
gravatar

Supply And Demand On EUR/USD


...lanjutkan baca...
gravatar

FOREX-Solid U.S. jobs data, Greece worries boost dollar


NEW YORK, May 6 (Reuters) - The dollar rose against the yen and euro on Friday but fell against higher-yielding currencies as a surprisingly large jump in U.S. payrolls soothed worries about the economy and whetted traders' appetite for risk.

The euro faced added selling pressure after a German media report suggested Greece had raised the possibility of leaving the euro zone, a scenario that analysts said would cause problems for European banks exposed to Greek debt. For more, see [ID:nBAT006205]
The euro beat a further retreat from a 17-month high above $1.49. The currency hit a session low of $1.4373 and is down 1.1 pct at $1.4380 EUR=, heading for its worst week against the dollar since January.

"Greece leaving the euro zone could cause a cascade of problems, especially for the banking sector and particularly if the European Union allows Greece unilaterally to default on its loans," said Geoffrey Yu, senior currency strategist at UBS.

The dollar also got a boost from data showing U.S. employers added 244,000 jobs last month, well above what economists had expected. That boosted U.S. bond yields and increased the dollar's appeal against the yen. It was last up 0.4 percent at 80.49 yen JPY=.

It also offered respite for a market that was trying to digest a recent run of weaker-than-expected U.S. data that some feared pointed to a slowdown in the pace of U.S. growth.
Concern that the world economy would also lose steam spurred a massive run for the exit on Thursday, sending oil into free-fall and hurting high-yielding currencies such as the Australian dollar that are sensitive to commodity prices and the global growth outlook.

Thursday's commodity rout spurred traders to unwind trades financed with cheaply borrowed dollars, and the greenback had its best day against major rivals since October. .DXY
Those moves were partly reversed on Friday, though oil dipped back under $100 a barrel after the Der Spiegel online report on Greece. It fell 10 percent on Thursday. CLc1
"Yesterday was an overreaction, a sort of 'get-me-out' now moment driven by margin traders who feared the global economy was getting worse," said Brian Dolan, chief strategist at Forex.com. "That just doesn't seem to be the case, and the jobs number shows the U.S. economy is still recovering. There will be setbacks, but we think it will continue to plod along."

The Australian dollar soared 1.5 percent to $1.0740 AUD=D4, helped after the central bank warned already high 4.75 percent interest rates may have to rise further, while Canada's dollar CAD= rose on the stronger U.S. jobs data.

MEDIUM-TERM EURO OUTLOOK POSITIVE
Analysts predicted the dollar would stay well supported in the short-term against major currencies such as the yen and euro but would struggle against commodity-linked currencies.
"Different currencies have different sensitivities to risk, so the dollar won't gain as much against the Australian dollar, for instance, as against the yen," said Steven Englander, head of G10 FX strategy at Citigroup.

Some traders, though, said the euro was still likely to gain against the dollar in the medium term, as euro zone interest rates are expected to rise much more quickly than those in the United States.
The euro fell nearly 2 percent on Thursday after the European Central Bank President Jean-Claude Trichet signaled a rate hike was unlikely next month but left the door open to a move in July.
"We've had a healthy correction in euro/dollar, but I don't think this is a sea-change in sentiment and wouldn't expect it to move much below $1.45," said RBS strategist Paul Robson.

Dolan said expectations of a June ECB rate hike took the euro from $1.46 to $1.49 earlier this week and had simply priced that move out. He said the euro will likely settle into a $1.4450-$1.48 range over the coming weeks.

And even with the stronger-than-expected U.S. jobs data, few investors are pricing in U.S. interest rate hikes any time soon, particularly with the jobless rate jumping from 8.8 percent to 9 percent in April. [ID:nOAT004799]

"All the major headwinds are still there -- 9 percent unemployment, a housing market still in the tank, high food and energy prices impeding consumer spending," Dolan said.

Douglas Borthwick, managing director of Faros Trading, said, "The U.S. economy remains weak and so shall the dollar." <^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Graphic on commodity moves: r.reuters.com/nab49r
Dollar/commodity correlations: r.reuters.com/wex39r ^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^> (Additional reporting by Gertrude Chavez-Dreyfuss in New York Jessica Mortimer in London; Editing by Kenneth Barry)

http://www.reuters.com/article/2011/05/06/markets-forex-idUSN0620795220110506?feedType=RSS&feedName=usDollarRpt

...lanjutkan baca...
gravatar

US Dollar: Is This the Long-Awaited Recovery or a Temporary Bounce?



Fundamental Forecast for the US Dollar: Bullish
There was plenty of data and US-based event risk this past week to suggest to the casual observer that the dollar was running on its own fundamental strength; but experienced fundamental traders should notice something was amiss. Though there were particularly hawkish comments from voting Fed member Kocherlakota, a better-than-expected non-farm payrolls report and a strong manufacturing activity survey; these developments don’t tap into the larger fundamental drivers behind the greenback. Typically, the catalysts that can lead to meaningful dollar (bull) trends are: broad risk appetite; interest rate speculation and relative growth (return) potential. Yet, all three of these have offered only modest support to the greenback recently. Fueling a dollar rally in their absence though is an unfamiliar motivator – aggressive euro selling. Will this indirect strength keep the dollar buoyant? Will one of the usual themes step in to keep the currency’s momentum? Regardless of what takes up the dollar’s call; the market seems to be far more aware its positive features.
 
Separating the fundamental factors behind the dollar’s performance is key to establishing where it will head going forward. First, it helps us determine what we should be keeping an eye on; but more importantly, it helps gauge the permanence of the support. There was certainly a few developments that played to the underlying strength of the dollar this past week; but they weren’t of the caliber that could drive the Dollar Index to its biggest weekly rally since the opening move of the year. Over the past year, one of the greatest burdens for the greenback has been its relationship to the euro. The FX market’s second most liquid currency has shown the same regional growth and financial uncertainties as the dollar; but it has fully exploited its growing yield advantage. This connection works both ways though, so the market pulling back on over-leveraged rate ECB expectations and rumors that Greece will quit the euro benefits the greenback.
 
Looking ahead, the euro connection can certainly maintain its support of the US currency. In fact, momentum from EURUSD would offer the best potential for meaningful dollar gains. To undermine the dollar’s primary antagonist, the most dramatic impact would come through Greek rumors finding traction with some measure official confirmation. European policy makers will do as much as possible to prevent this from happening; but even should this particular concern be answered, the masses are already paying close attention to the euro’s troubles. The pullback in ECB interest rate expectations, talks of an ‘adjustment program’ for Greece and other EU peripheral member economy issues can easily take over for worried investors and FX traders. 
 
Looking back within the dollar’s own fundamental borders, we will keep the focus on those top three concerns. Relative growth holds the least potential; but Fed interest rate expectations can be stoked by a dense round of central banker commentary and (more importantly) the April CPI numbers due on Friday. The ECB seems to be on the path of preempting second round inflation effects; so perhaps a 3.1 percent annual pace of price growth will encourage its US counterpart to consider the same. The most influential catalyst is likely to be the direction of risk appetite and its influence on the dollar’s safe haven status. The S&P 500, oil and high-yielding currencies have all dropped significantly this week. We should hesitate to label this a true reversal in sentiment; but it’s close. – JK

...lanjutkan baca...
gravatar

Saran George Soros Untuk Menjual Emas, Apakah Tepat? Emas di Bawah $ 1.500,

(AskapFutures - Jakarta) Pemain besar, termasuk George Soros, dilaporkan menarik keluar dari emas dan perak.

Federal Reserve tetap dovish, gambaran makro ekonomi AS terlihat goyah, namun emas masih jatuh kembali, jadi apakah sebaiknya investor tetap bersikukuh memegang logam mulia?

The Wall Street Journal melaporkan pada hari Kamis pagi bahwa investor besar George Soros telah keluar dari logam kuning dan juga keluar dari perak.

Emas kembali melemah menemui level di bawah $ 1.500 untuk pertama kali sejak 26 April, dengan mencatatkan pelemahan hari ini ke level $ 1.496,10 sore ini.

Emas telah meningkat lebih dari 10 persen sejak Januari 2011. Emas sempat mencapai rekor tertinggi lebih dari $ 1.575 pada hari Senin tetapi terkoreksi kembali pada Selasa dan Rabu di bawah $ 1538.

Reli perak di hari Senin mungkin hanya sebuah sentimen singkat, analis Credit Suisse Tom Kendall mengatakan kepada CNBC.com.

"Kita benar-benar kembali ke tingkat emas di minggu lalu sebelum terlamabat," katanya.

Federal Reserve mengatakan pada hari Rabu bahwa inflasi berada di bawah kendali, mengurangi tekanan ke atas pada emas. Investor biasanya membeli emas sebagai lindung nilai (hedge) terhadap inflasi.
Terlepas dari faktor fundamental, emas bisa terus berkonsolidasi selama beberapa minggu ke depan, Kendall menambahkan.

VTB Capital analis Andrey Kryuchenkov mengatakan CNBC.com bahwa pelemahan dalam dolar dan kelanjutan dari sikap dovish dari The Fed bisa berarti bahwa koreksi emas bisa terbendung.

Sementara telah ada beberapa peredaan dalam situasi geopolitik, "data makro masih sangat lemah," katanya. "Saya pikir semua ini mendukung tren naik jangka panjang emas."

Bagaimana Dengan Perak?


Perak telah stabil selama dua minggu terakhir, hampir menyentuh $ 50 per ounce sebelum runtuh. Perak kehilangan 20 persen dalam tiga hari setelah mencatat rekor tertinggi pada hari Kamis karena investor mengambil keuntungan.

Chicago Mercantile Exchange juga menaikkan margin perak berjangka dua kali lebih banyak karena usaha untuk mengendalikan volatilitas dalam perak, memicu pedagang kecil keluar dari pasar. Sejak 25 April persyaratan margin bursa telah meningkat dari $ 8.700 per kontrak menjadi $ 14.000, meningkat menjadi $ 16,000 pada hari Senin 9 Mei.

"Masalah margin telah memainkan peran kunci dalam hal ini, itu benar-benar mendorong banyak posisi jangka pendek panjang keluar dari perak, yang agak jenuh beli jika dibandingkan dengan emas," kata Kendall.

Perak juga digunakan sebagai lindung nilai (hedge) inflasi, tapi kenaikannya telah didukung oleh permintaan industri serta investor mencari keuntungan dari kinerja yang kuat. Dengan pertumbuhan dana yang diperdagangkan di bursa Exchange Traded Fund (ETF) dan kepentingan spekulatif dalam perak, investasi sebagai komponen pembelian perak tumbuh 5-17 persen dari 2008 sampai 2010, menurut penelitian dari RBC Capital Markets.

"Kejatuhan perak merupakan sesuatu yang menunggu untuk terjadi," kata Kryuchenkov dari VTB. Koreksi itu logis, mengingat tingginya harga pada harga perak. Perak jatuh di bawah $ 40 menghapus penguatan sebulan hanya dalam 3 hari. "

Analis mengatakan kepada CNBC bahwa sekarang ada support kuat di sekitar $ 36.

Sebelumnya pada hari Kamis, investor komoditas utama Jim Rogers mengatakan kepada CNBC bahwa kenaikan perak adalah tidak berkelanjutan dan bahwa pull-back bisa baik untuk pasar.

Kendall dari Credit Suisse juga setuju, mengatakan bahwa koreksi kemungkinan akan berlanjut. "Saya belum akan menentukan level bawah untuk saat ini," katanya.

...lanjutkan baca...
gravatar

GBP/USD: Trading the Bank of England Interest Rate Decision

Trading the News: Bank of England Interest Rate Decision
 
What’s Expected:
Time of release: 05/05/2011 11:00 GMT, 7:00 EST
Primary Pair Impact: GBPUSD
Expected: 0.50%
Previous: 0.50%
DailyFX Forecast: 0.50%

Why Is This Event Important:
The Bank of England is widely expected to hold the benchmark interest rate at 0.50% while maintaining its asset purchase target at GBP 200B, in May, but currency traders may show a bearish reaction to the announcement as interest rate expectations deteriorate. According to Credit Suisse overnight index swaps, market participants are pricing a 7% chance for a 25bp rate hike in May, and see borrowing costs increasing by 25bp over the next 12-months amid earlier projections for a 50bp rise in April. In light of the recent comments from BoE Governor Mervyn King, the majority of the MPC is likely to uphold their wait-and-see approach going into the second-half of the year, and the central bank head may continue to strike a dovish outlook for future policy given the ongoing weakness within the real economy.

Recent Economic Developments
The Upside
Release
Expected
Actual
GDP (QoQ) (1Q A)
0.5%
0.5%
Retail Sales ex Auto Fuel (MoM) (MAR)
-0.4%
0.2%
Nationwide Consumer Confidence (MAR)
40
44
The Downside
Release
Expected
Actual
Mortgage Approvals (MAR)
48.0K
47.6K
Jobless Claims Change (MAR)
-3.0K
0.7K
Consumer Price Index (YoY) (MAR)
4.4%
4.0%

As the U.K. skirts a double-dip recession, the rebound in private sector consumption paired with the ongoing improvement in consumer confidence could lead the BoE to hold an improved outlook for the region, and the central bank may show an increased willingness to start normalizing monetary policy later this year as the recovery gather pace. However, the ongoing weakness in the housing market paired with the slower rate of price growth could lead the BoE to retain a neutral policy stance for most of 2011, and the central bank may continue to talk down speculation for higher interest rates as it aims to encourage a sustainable recovery. As we expect the BoE to refrain from releasing a policy statement, currency traders will certainly turn their focus to the quarterly inflation report due out on May 11, but the British Pound remains at risk to face additional head winds over the near-term as interest rate expectations falter.
 
Potential Price Targets For The Release
GBPUSD_Trading_the_Bank_of_England_Interest_Rate_Decision_body_ScreenShot060.png, GBP/USD: Trading the Bank of England Interest Rate Decision

How To Trade This Event Risk
Attempting to trade the Bank of England interest rate decision is certainly not as clear cut as some of our previous trades, but the market reaction following the announcement could pave the way for a long British Pound trade as the region skirts a double-dip recession. Therefore, if the BoE releases a hawkish policy statement or surprises the market with a 25bp rate hike, we will need a green, five-minute candle following the meeting to establish a buy entry on two-lots of GBP/USD. Once these conditions are met, we will set the initial stop at the nearby swing low or a reasonable distance after taking market volatility into account, and this risk will generate our first target. The second objective will be based on discretion, and we will move the stop on the second lot to cost once the first trade reaches its mark in an effort to protect our profits.

On the other hand, currency traders may show a bearish reaction to the rate decision as the central bank continues to delay normalizing monetary policy, and interest rate expectations may deteriorate further over the near-term as the BoE talks down the risk for inflation. As a result, if the MPC maintains a dovish outlook for monetary policy, we will carry out the same setup for a short pound-dollar trade as the long position laid out above, just in the opposite direction.

Impact that the Bank of England Rate Decision has had on GBP during the last meeting
Period
Data Released
Estimate
Actual
Pips Change
(1 Hour post event )
Pips Change
(End of Day post event)
Apr 2011
04/07/2011 11:00 GMT
0.50%
0.50%
-34
-13
April 2011 Bank of England Interest Rate Decision
The Bank of England held the benchmark interest rate at 0.50% in April while maintaining its asset purchase target at GBP 200B, but refrained from releasing a policy statement as the central bank continued to carry out its wait-and-see approach. The meeting minutes showed another 6-3 split within the MPC, with Marin Weale and Spencer Dale calling for a 25bp rate hike, while Andrew Sentance saw scope to increase the benchmark interest rate to 1.00% given the stickiness in price growth. The BoE continued to highlight the ongoing weakness within the real economy, noting that a rise in U.K. borrowing costs “could adversely affected consumer confidence, leading to an exaggerated impact on spending, and went onto say that the “substantial margin of spare capacity was likely to persist for some time,” which should dampen the risk for medium-term inflation. Indeed, currency traders showed a bearish reaction to the rate decision, with the GBP/USD slipping back to a low of 1.6262, but the British Pound recouped the losses following the announcement as the exchange rate ended the day at 1.6318.
GBPUSD_Trading_the_Bank_of_England_Interest_Rate_Decision_body_ScreenShot059.png, GBP/USD: Trading the Bank of England Interest Rate Decision


http://www.dailyfx.com/forex/fundamental/daily_briefing/daily_pieces/trading_news_reports/2011/05/04/GBPUSD_Trading_the_Bank_of_England_Interest_Rate_Decision.html?utm_source=twitterfeed&utm_medium=twitter

...lanjutkan baca...
gravatar

Arah Dolar Selanjutnya Tergantung Pada Hasil Rapat Moneter RBA dan ECB

(Askapfutures) Pasar mata uang tergerak keluar dari masa liburan mereka hari ini di tengah berita bahwa pasukan AS mampu menemukan dan membunuh Osama Bin Laden, memacu reli kecil dolar terkait aksi profit taking dan mengurangi keengganan arus risiko. Dolar reli dengan EUR / USD jatuh sebesar 0,4800 sedangkan Aussie yang di sesi sebelumnya tidak mampu bertahan diposisi 1,10, jatuh di bawah 1,0950 setelah pengumuman.

Dengan pasar Inggris tutup untuk liburan hari Mei, pergerakan harga dalam perdagangan Eropa awal relatif lemah. Data manufaktur EZ PMI dilaporkan sedikit lebih baik dari yang diperkirakan dilaporkan pada 58,0 dari 57,7. Spanyol dan Italia mengalami perlambatan dalam kegiatan ekonomi sementara produsen Jerman dan Perancis terus menunjukkan ekspansi. Produksi Jerman naik menjadi 62,0 dari 60,9 sementara laporan akhir dari pabrik-pabrik Perancis naik hampir dua poin 57,4 dari 55,4 yang dilaporkan.


Semalam data ISM Manufacturing menunjukkan hasil yang lebih lemah dengan mencatat 60.4 di April dibanding 61.2 sebelumnya menunjukkan bahwa ekonomi AS masih rentan, dan memvalidasi keputusan FOMC pekan lalu tentang masih perlunya stimulus moneter.

Pertumbuhan yang terus terjadi di negara inti Eropa menjadi pertanda baik bagi kenaikan suku bunga lebih lanjut dari ECB, tetapi baru-baru ini perlambatan pengeluaran konsumen dan laju pertumbuhan yang tidak merata di seluruh EZ mungkin menunda tindakan oleh otoritas moneter Eropa selama beberapa bulan. Seperti yang dilaporkan sebelumnya, sementara reli dolar yang dipicu oleh kematian Osama Bin Laden (OBL) kemarin belum meyakinkan untuk terus berlanjut, nasib dolar selanjutnya akan tergantung pada kebijakan moneter berbeda di antar negara G-10 dimana The Fed tetap akomodatif sementara bank sentral yang lain umumnya sudah atau akan mengetatkan kebijakan.

Untuk itu pertemuan bank-bank sentral minggu ini di Australia, EZ dan Inggris dapat memiliki dampak yang lebih besar pada arah greenback diabanding dampak yang dipicu oleh kejadian geo-politik, seperti kematian OBL. Jika bank sentral tersebut mensinyalkan jeda dalam pengetatan kebijakan, dolar bisa mendapatkan momentum rebound.

Dengan posisi dolar yang belum didukung oleh perubahan teknikal dan fundamental sepertinya kecenderungannya masih ke arah bawah ( laporan CFTC terbaru menunjukkan posisi beli terbesar dalam hampir 4 tahun untuk euro) potensi pengambilan keuntungan (profit taking) tetap tinggi sebagai perdagangan risiko jelas overbought. Namun, kecuali RBA dan ECB mengambil sikap yang lebih dovish di rapat moneter mereka minggu ini, maka setiap pelemahan di EUR/USD dan AUD/USD mungkin akan sangat dangkal dan memicu potensi beli.

...lanjutkan baca...
gravatar

Rupiah Menuju Rp 8.000 Per Dollar

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah bisa terus menguat hingga mencapai Rp 8.000 per dollar AS. Hal itu memungkinkan terjadi karena pelemahan dollar AS tidak hanya terjadi antara rupiah dan dollar AS, tetapi antara semua mata uang di dunia terhadap dollar AS.

Demikian diungkapkan ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM), Anggito Abimanyu, di Jakarta, Senin (2/5/2011).

Menurut Anggito, pemulihan ekonomi di Amerika Serikat akan membuat permintaan terhadap produk dunia di negara tersebut semakin tinggi. Hal ini menyebabkan pelemahan dollar AS. ”Pemulihan ekonomi AS tidak terjadi hanya pada perdagangan antara Amerika dan China, tetapi juga antara Amerika dan dunia. Dengan kecenderungan tersebut, rupiah bisa terus menguat ke Rp 8.000 per dollar AS,” ujarnya.

Anggito mengatakan, BI masih bersikap konservatif dengan tetap mempertahankan penguatan rupiah di level saat ini, yakni di level Rp 8.551 per dollar AS. Padahal, penguatan rupiah secara tajam sebenarnya sudah mulai terdeteksi pada 2010 sehingga asumsi nilai tukar di APBN 2011 sudah dapat ditetapkan di level Rp 8.500–Rp 8.700 per dollar AS.

”Sekarang, Indonesia yang paling konservatif karena semua mata uang menguat terhadap dollar AS. Padahal, BI sudah tahu, untuk memegang setiap 100 miliar dollar AS itu ada biayanya. Akibatnya, sekarang rupiah dibiarkan terus menguat,” katanya.

Menguat


Nilai tukar rupiah terus menunjukkan kecenderungan menguat hingga mencapai posisi Rp 8.547,5 per dollar AS pada 2 Mei 2011. Itu jauh menguat dibandingkan posisi setahun lalu ada di level Rp 9.009 per dollar AS pada 3 Mei 2010. Hal itu berarti sudah terjadi penguatan rupiah sekitar 5,4 persen. Perkembangan nilai tukar itu sudah jauh menguat dibandingkan asumsi nilai tukar yang ditetapkan dalam APBN 2011, yakni Rp 9.250 per dollar AS, atau lebih kuat 8,2 persen.

Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang PS Brojonegoro menyebutkan, penguatan rupiah terhadap dollar AS memberikan keuntungan tersendiri bagi APBN. Sebab, setiap penguatan sebesar Rp 100 dari asumsi APBN 2011 akan terjadi penghematan pada belanja negara di APBN 2011 sebesar Rp 400 miliar. ”Setiap Rp 100 penguatan (rupiah) akan menghemat pengeluaran Rp 400 miliar,” ujarnya.

Secara terpisah, pengamat ekonomi Mochamad Doddy Arifianto menyatakan, tewasnya Osama bin Laden hanya akan memberi tekanan terhadap rupiah dalam jangka pendek sebab kondisi fundamental Amerika Serikat belum juga membaik. (OIN/BEN)

 http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/05/03/07592569/Rupiah.Menuju.Rp.8.000.Per.Dollar

...lanjutkan baca...
gravatar

Supply and Demand On EUR/USD

Apakah EUR/USD akan mencapai area 1.4924 - 1.4944 ?

Klik pada gambar di bawah untuk memperbesar

...lanjutkan baca...
gravatar

AUD/USD: Mengalami Dampak Osama bin Laden Tewas

(AskapFutures) Pada saat perdagangan sesi Asia dimulai, mata uang Aussie menguat hingga ke level tertinggi harian sementara di 1.1012 mencetak rekor sejarah baru.

Selanjutnya mata uang Aussie terkoreksi hampir 90 pips seiring adanya berita pimpinan Al Qaeda, Osama bin Laden tewas dalam serangan Amerika di luar kota Islamabad, Pakistan.

Menjelang sesi awal Eropa, terlihat mata uang Aussie mengalami penguatan dengan merambat garis trend diagonal.

Fokus data ekonomi malam ini adalah:
1.    USD ISM Manufacturing PMI pada jam 21:00 WIB,
2.    USD Construction Spending m/m pada jam 21:00 WIB.
3.    USD ISM Manufacturing Prices pada jam 21:00 WIB.


20110502_aud2

Bila mengalami kenaikan berlanjut maka harga berpeluang menuju ke level 1.1073.

Sebaiknya bila harga mengalami penurunan berlanjut maka membuka peluang menuju ke level  support 1.0890.

Harga pada grafik H1 terlihat garis MA05 dan M10 dalam kondisi bullish terbatas.

Sedangkan Indikator Stochastic menandakan kondisi bullish terbatas.

...lanjutkan baca...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Kurs Rupiah di BCA

US Dollar rates

Categories

Postingan Populer

wibiya widget